Tugas Softskill Pertemuan ke 13 dan14
http://www.slideshare.net/bayu_pkusuma14/tugas-pertemuan-ke-13-dan-14
Senin, 20 April 2015
Minggu, 19 April 2015
Sejarah J.CO Donuts & Coffee – Dunkin Donuts
J.CO dimiliki oleh Johnny Andrean, seorang pemilik jaringan BreadTalk di
Indonesia. J.CO diilhami dari donat USA. Johnny yang sering melakukan perjalanan
bisnis ke USA, mendapatkan kesempatan menikmati berbagai jenis donat dengan
rasa dan keunikan yang berbeda. Pada mulanya, ia ingin membeli waralaba suatu
jaringan pemasaran donat USA, tetapi ia mendapatkan beberapa keterbatasan pada
produknya. Keterbatasa itu ada pada bahan baku dan kelemahan dalam pengendalian
kualitas.
Produk dan Iklanan Yang Masif dan Populer
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/J.CO_Donuts
http://erikadityanugraha.blogspot.com/2013/11/sejarah-jco.html
Jadi,
dengan demikian Johnny memutuskan untuk mengembangkan produksi donatnya sendiri
tanpa harus membeli francise donat dari USA. Ia memilih untuk
menghasilkan bentuk dan rasa donat yang sempurna sebagaimana yang pernah ia
coba di USA, dengan memfokuskan secara khusus pada mutu bahan baku dan proses
produksi.
Sekembali ke Indonesia, ia kemudian mengembangkan sebuah gerai toko donat dengan konsep, bentuk dan rasa yang mirip dengan gerai donat USA. Johnny sejauh ini telah mengamati bahwa tidak ada satu pun gerai donat di Indonesia yang mempunyai konsep dapur terbuka, karenanya ia memulainya di J.CO. Maka, selain mempunyai rasa yang berbeda, konsep toko juga dibuat sebagai dapur terbuka sehingga konsumen-konsumen dapat melihat berbagai atraksi dalam pembuatan donat, dari mencampurkan bahan-bahan sampai menjadi donat siap dijual. Donat J.Co dibuat menggunakan mesin-mesin, baik saat mencampurkan bahan-bahan, memasak dan membuat topping donat. Satu-satunya tenaga manusia yang dilibatkan hanya pada saat pencetakan donat. Yang juga menggunakan alat bantu cetakan.
Semua mesin yang digunakan sepenuhnya diimpor dari USA. Begitu juga dengan bahan-bahan dasar, lebih dari 50% diimpor dari luar negeri. Seperti cokelat yang diimpor dari Belgia dan susu dari Selandia Baru. Juga, untuk minuman, bahan-bahannya kebanyakan diimpor pula. Sebagian kopi bubuk diimpor dari Italia dan Costa Rica. Berdasarkan semua inilah, J.CO diposisikan sebagai produk bermutu premium di pasaran donat Indonesia. Sebagian pihak mungkin berpendapat bahwa logo J.CO memiliki kemiripan dengan logo Starbucks, tetapi jika diperhatikan dengan teliti, itu berbeda. Bentuk bulatnya boleh jadi sama,tapi itu bukanlah sebuah trademark.
J.CO Donuts & Coffee menggunakan simbol burung merak pada logo mereka. Merak ini menyimbolkan keindahan, kerapian, kelembutan dan keabadian. Keindahan dan kehalusan dicerminkan dari rasa dan bentuk donat. Sementara keabadian dapat dilihat dari kesetiaan konsumen yang bersedia berdiri mengantri panjang di gerai-gerai hanya untuk mendapatkan donat J.CO favorit mereka.
Sekembali ke Indonesia, ia kemudian mengembangkan sebuah gerai toko donat dengan konsep, bentuk dan rasa yang mirip dengan gerai donat USA. Johnny sejauh ini telah mengamati bahwa tidak ada satu pun gerai donat di Indonesia yang mempunyai konsep dapur terbuka, karenanya ia memulainya di J.CO. Maka, selain mempunyai rasa yang berbeda, konsep toko juga dibuat sebagai dapur terbuka sehingga konsumen-konsumen dapat melihat berbagai atraksi dalam pembuatan donat, dari mencampurkan bahan-bahan sampai menjadi donat siap dijual. Donat J.Co dibuat menggunakan mesin-mesin, baik saat mencampurkan bahan-bahan, memasak dan membuat topping donat. Satu-satunya tenaga manusia yang dilibatkan hanya pada saat pencetakan donat. Yang juga menggunakan alat bantu cetakan.
Semua mesin yang digunakan sepenuhnya diimpor dari USA. Begitu juga dengan bahan-bahan dasar, lebih dari 50% diimpor dari luar negeri. Seperti cokelat yang diimpor dari Belgia dan susu dari Selandia Baru. Juga, untuk minuman, bahan-bahannya kebanyakan diimpor pula. Sebagian kopi bubuk diimpor dari Italia dan Costa Rica. Berdasarkan semua inilah, J.CO diposisikan sebagai produk bermutu premium di pasaran donat Indonesia. Sebagian pihak mungkin berpendapat bahwa logo J.CO memiliki kemiripan dengan logo Starbucks, tetapi jika diperhatikan dengan teliti, itu berbeda. Bentuk bulatnya boleh jadi sama,tapi itu bukanlah sebuah trademark.
J.CO Donuts & Coffee menggunakan simbol burung merak pada logo mereka. Merak ini menyimbolkan keindahan, kerapian, kelembutan dan keabadian. Keindahan dan kehalusan dicerminkan dari rasa dan bentuk donat. Sementara keabadian dapat dilihat dari kesetiaan konsumen yang bersedia berdiri mengantri panjang di gerai-gerai hanya untuk mendapatkan donat J.CO favorit mereka.
Masing-masing
donat dinamai secara kreatif berdasarkan topping dan rasa. Hal ini
menciptakan suatu keunikan dan mudah untuk diingat, sebagai contoh, Chees Me Up
adalah nama untuk donat dengan keju leleh di lapisan atas. Tira Miss U adalah
nama untuk donat dengan topping tiramisu. Johnny membutuhkan tiga tahun
sebelum meluncurkan J.CO Donuts & Coffee ke pasar Indonesia. Tiga tahun
digunakannya untuk mempersiapkan standar dan prosedur produksi, pemilihan bahan
baku, memperbaiki mutu dan proses produksi produk, serta operasional bisnis.
Waralaba Menjadi Darahnya
Rosenberg
begitu semangat dengan konsep waralaba sehingga ia mendirikan International
Franchise Association (IFA) pada tahun 1960. Meski IFA mempunyai efek yang
relatif sedikit terhadap Dunkin' Donuts, IFA telah terbukti memberikan manfaat
yang besar untuk pewaralaba dan perusahaan induk mereka. Dewasa ini, organisasi
ini melampaui lebih dari 30.000 anggota pewaralaba dan 800 perusahaan waralaba.
Filsafat waralabanya membantu perusahaannya berekspansi pada dekade-dekade
berikutnya, dan saat ini Dunkin' Donuts mempunyai lebih dari 6.700 lokasi di 29
negara; dari Aruba sampai UAE. Mereka mengaku melayani lebih dari 27 juta
pelanggan dalam sehari! Rosenberg meninggal di tahun 2002 pada umur 86 tahun.
Produk dan Iklanan Yang Masif dan Populer
Meski
donat terus berada di daftar teratas dalam kepala setiap orang ketika mereka
berpikir tentang Dunkin' Donuts, perusahaan ini juga telah mengukir namanya
pada bisnis kopi. Dunkin’ Donuts merupakan pedagang ritel paling luas di
Amerika untuk kopi yang dijual per cangkir, mereka melayani hampir suatu milyar
cangkir untuk tiap-tiap tahunnya. Kira-kira sebanding dengan 30 cangkir per
detik! Ada suatu semangat kepeloporan pada Dunkin' Donuts dalam hal menciptakan
produk-produk donat tipe baru. Perusahaan mengusulkan Munchkins pada tahun
1972, yang berbentuk kecil, bola sebesar "lubang donat" yang
dicelupkan dalam berbagai balutan selai atau krim. Lebih dari 700 juta
Munchkins dijual tiap tahunnya.
Satu hal yang menjadi bagian penting dari Dunkin' Donuts adalah sejarah iklan televisi mereka yang sangat sukses. Perusahaan ini bekerja sama dengan klub-klub olah raga profesional di USA dan mengontrak premium bintang-bintang mereka.
Satu hal yang menjadi bagian penting dari Dunkin' Donuts adalah sejarah iklan televisi mereka yang sangat sukses. Perusahaan ini bekerja sama dengan klub-klub olah raga profesional di USA dan mengontrak premium bintang-bintang mereka.
Kepemilikan
Bersama Togo's (rantai penjualan sandwich) dan Baskin Robbins (perusahaan eskrim), Dunkin's Donuts saat ini merupakan bagian dari Dunkin's Brands Inc. Salah satu dari konsep waralaba yang populer pada masa lampau menjadikan ketiga perusahaan makanan tersebut berada di bawah satu atap.
Bersama Togo's (rantai penjualan sandwich) dan Baskin Robbins (perusahaan eskrim), Dunkin's Donuts saat ini merupakan bagian dari Dunkin's Brands Inc. Salah satu dari konsep waralaba yang populer pada masa lampau menjadikan ketiga perusahaan makanan tersebut berada di bawah satu atap.
Pernod
Ricard SA., seorang konglomerat hidangan Prancis dahulunya memiliki korporasi
yang ada, tetapi tiga perusahaan swasta di USA membentuk struktur seperti
sekarang ini yaitu perusahaan kongsi pada tahun 2006. Perusahaan itu adalah
Bain Capital Partners, the Carlyle Group, dan Thomas H.H. Partners.
Strategi
pemasaran menggunakan Marketing Mix untuk J.CO Donuts&Coffee dan
Dunkin’ Donuts.
Product :
Sebenarnya
ketakutan terbesar J'Co adalah di produk. Apabila dilakukan blind test terhadap
produk, rasa Dunkin Donuts lebih familiar dan enak dibandingkan dengan J'Co.
J'Co buat produk yang inovatif, mereka buat produk2 yang lebih menarik dari segi
penampilan donut. Product Dunkin Donuts digunakan untuk menjadi tambalan dari besar dan penuh. donat mulai semakin
kecil dan lebih kecil dan mengisi kurang dan kurang
dan di Dunkin Donut’s Krispy Kreme. Dunkin Donut’s memiliki 52 pilihan yang
berbeda.
Place
:
Disini JCO
lebih menarik strateginya. Dunkin Donuts lebih tinggi saat itu, nah untuk
kesadaran J'Co memilih mal2 besar di kota2 besar dan lokasi2 yang strategis,
lokasi yang mudah dilihat dan dijangkau consumer. Kemudian dari segi interior
dan eksterior.
Promotion
:
Dalam segi
promosi JCO lebih bagus menarik perhatian konsumen dibandingkan dengan
Dunkin’Donuts , oleh karena itu sering kita liat konsumen lebih memilih JCO
dibandingkan dengan Dunkin’Donuts.
Price
Dalam
masalah harga JCO Donuts & Coffee lebih mahal dibandingkan dengan
Dunkin’Donuts , ini dikarenakan JCO Donuts & Coffee lebih diminati oleh
para konsumen sedangkan Dunkin Donuts tidak begitu terlalu mahal.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/J.CO_Donuts
http://erikadityanugraha.blogspot.com/2013/11/sejarah-jco.html
Analisis Manajemen Strategi PT. Pos Indonesia
Sejarah PT. Pos Indonesia
Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos yang berbentuk pengiriman surat, pengiriman uang maupun pengiriman paket. Saat ini, bentuk usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1995. Peraturan pemerintah tersebut berisi tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum) menjadi sebuah perusahaan (persero). Pos Indonesia memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 117 pada tanggal 20 Juni 1995 yang juga telah mengalami perubahan sebagaimana yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 89 pada tanggal 21 September 1998 dan Nomor 111 pada tanggal 28 Oktober 1998.
Dunia perposan modern muncul di Indonesia sejak tahun 1602 pada saat VOC menguasai bumi nusantara ini. pada saat itu, perhubungan pos hanya dilakukan di kota-kota tertentu yang berada di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket pos hanya diletakkan di stadsherberg atau gedung penginapan kota sehingga orang-orang harus selalu mengecek apakah ada surat atau paket untuknya di dalam gedung itu. Untuk meningkatkan keamanan surat-surat dan paket-paket pos tersebut, Gubernur Jenderal G. W. Baron Van Imhoff mendirikan kantor pos pertama di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta).
Era kepemimpinan Gubernur Jenderal Daendels di VOC membuat sebuah kemajuan yang cukup berarti di dalam pelayanan pos di nusantara. Kemajuan tersebut berupa pembuatan jalan yang terbentang dari Anyer sampai Panarukan. Jalan sepanjang 1.000 km ini sangat membantu dalam mempercepat pengantaran surat-surat dan paket-paket antar kota di pulau Jawa. Jalan yang dibuat dengan metode rodi (kerja paksa) ini dikenal dengan nama Groote Postweg (Jalan Raya Pos). Dengan adanya jalan ini, perjalanan antara provinsi Jawa Barat sampai provinsi Jawa Timur, yang awalnya bisa memakan waktu puluhan hari, bisa ditempuh dalam jangka waktu kurang dari seminggu.
Arus perkembangan teknologi telepon dan telegraf yang masuk ke Indonesia pun mengubah sistem pelayanan pos di Indonesia. Pada tahun 1906, pos di Indonesia pun akhirnya berubah menjadi Posts Telehgraafend Dienst atau jawatan pos, telegraf, dan telepon (PTT). Layanan pos awalnya berpusat di Welrevender (Gambir) juga berpindah ke dinas Pekerjaan Umum atau Burgerlijke Openbare Werker (BOW) di Bandung pada tahun 1923. Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh militer Jepang. Angkatan Muda PTT (AMPTT) mengambil alih kekuasaan Jawatan PTT tersebut dan kemudian secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 27 September 1945. Hari itu pun diperingati sebagai Hari Bakti PTT atau Hari Bakti Parpostel.
Cukup banyak perubahan dalam sistem Pos Indonesia sendiri. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk badan usaha yang dimiliki oleh Pos Indonesia secara terus-menerus dari tahun ke tahun. Pada tahun 1961, Pos Indonesia resmi menjadi perusahaan negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa jawatan PTT itu kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Setalah menjadi Perusahaan Negara, Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) mengalami pemecahan menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Hal ini bertujuan untuk mencapai perkembangan yang lebih luas bagi dari masing-masing badan usaha milik negara (BUMN) ini. pemecahan PN Postel menjadi PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi ini memiliki legalitas hokum melalui peraturah pemerintah Nomor 29 tahun 1965 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1965.
Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos yang berbentuk pengiriman surat, pengiriman uang maupun pengiriman paket. Saat ini, bentuk usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1995. Peraturan pemerintah tersebut berisi tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum) menjadi sebuah perusahaan (persero). Pos Indonesia memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 117 pada tanggal 20 Juni 1995 yang juga telah mengalami perubahan sebagaimana yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 89 pada tanggal 21 September 1998 dan Nomor 111 pada tanggal 28 Oktober 1998.
Dunia perposan modern muncul di Indonesia sejak tahun 1602 pada saat VOC menguasai bumi nusantara ini. pada saat itu, perhubungan pos hanya dilakukan di kota-kota tertentu yang berada di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket pos hanya diletakkan di stadsherberg atau gedung penginapan kota sehingga orang-orang harus selalu mengecek apakah ada surat atau paket untuknya di dalam gedung itu. Untuk meningkatkan keamanan surat-surat dan paket-paket pos tersebut, Gubernur Jenderal G. W. Baron Van Imhoff mendirikan kantor pos pertama di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta).
Era kepemimpinan Gubernur Jenderal Daendels di VOC membuat sebuah kemajuan yang cukup berarti di dalam pelayanan pos di nusantara. Kemajuan tersebut berupa pembuatan jalan yang terbentang dari Anyer sampai Panarukan. Jalan sepanjang 1.000 km ini sangat membantu dalam mempercepat pengantaran surat-surat dan paket-paket antar kota di pulau Jawa. Jalan yang dibuat dengan metode rodi (kerja paksa) ini dikenal dengan nama Groote Postweg (Jalan Raya Pos). Dengan adanya jalan ini, perjalanan antara provinsi Jawa Barat sampai provinsi Jawa Timur, yang awalnya bisa memakan waktu puluhan hari, bisa ditempuh dalam jangka waktu kurang dari seminggu.
Arus perkembangan teknologi telepon dan telegraf yang masuk ke Indonesia pun mengubah sistem pelayanan pos di Indonesia. Pada tahun 1906, pos di Indonesia pun akhirnya berubah menjadi Posts Telehgraafend Dienst atau jawatan pos, telegraf, dan telepon (PTT). Layanan pos awalnya berpusat di Welrevender (Gambir) juga berpindah ke dinas Pekerjaan Umum atau Burgerlijke Openbare Werker (BOW) di Bandung pada tahun 1923. Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh militer Jepang. Angkatan Muda PTT (AMPTT) mengambil alih kekuasaan Jawatan PTT tersebut dan kemudian secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 27 September 1945. Hari itu pun diperingati sebagai Hari Bakti PTT atau Hari Bakti Parpostel.
Cukup banyak perubahan dalam sistem Pos Indonesia sendiri. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk badan usaha yang dimiliki oleh Pos Indonesia secara terus-menerus dari tahun ke tahun. Pada tahun 1961, Pos Indonesia resmi menjadi perusahaan negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa jawatan PTT itu kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Setalah menjadi Perusahaan Negara, Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) mengalami pemecahan menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Hal ini bertujuan untuk mencapai perkembangan yang lebih luas bagi dari masing-masing badan usaha milik negara (BUMN) ini. pemecahan PN Postel menjadi PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi ini memiliki legalitas hokum melalui peraturah pemerintah Nomor 29 tahun 1965 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1965.
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1978 untuk mengubah lagi bentuk badan usaha dari pelayanan pos di Indonesia ini
(melalui PN Pos dan Giro). Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, Perusahaan
Pos dan Giro berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro (Perum Pos dan Giro).
Hal ini bertujuan untuk semakin mempermudah keleluasaan pelayanan pos bagi
masyarakat Indonesia. Perubahan bentuk usaha dari sebuah perusahaan negara
menjadi perusahaan umum ini pun disempurnakan lagi supaya bisa mengikuti iklim
usaha yang sedang berkembang melalui keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 28
tahun 1984 mengenai tata cara pembinaan dan pengawasan. Setelah beberapa tahun
memberikan pelayanan dengan statusnya sebagai perusahaan umum, Pos Indonesia
mengalami perubahan status atau bentuk usaha lagi. Dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1995, Perum Pos dan Giro berubah menjadi PT.
Pos Indonesia (Persero). Hal ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dan
kedinamisan untuk PT. Pos Indonesia (Persero) sehingga bisa lebih baik dalam
melayani masyarakat dan menghadapi perkembangan dunia bisnis yang semakin
ketat.
Visi, misi dan budaya PT. Pos
Indonesia
a.
Visi
Menjadi pemimpin pasar di Indonesia
dengan menyediakan layanan suratpos, paket dan logistik yang handal serta jasa
keuangan yang terpercaya.
b.
Misi
- Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik.
- Berkomitmen kepada karyawan untuk memberi iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi.
- Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh.
- Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.
- Berkomitmen untuk berprilaku transparan dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan.
Jenis Layanan dan Produk dari Pos
Indonesia
Berikut ini adalah berbagai jenis
layanan yang disediakan oleh PT Pos Indonesia (Persero):
- Layanan Standar
Layanan standar terdiri dari
Suratpos Tercatat, Surapos Biasa, Paketpos Biasa, Weselpos, Weselpos Tagih dan
Giropo
2. Layanan Customized
Layanan Customized merupakan layanan
perlakuan khusus dari weselpos atau giropos yang disebut dengan layanan
keagenan/kemitraan. Layanan kemitraan dapat dikelompokkan kembali sesuai dengan
jenis layanan yaitu tabungan, penyaluran dana, pembayaran tagihan dan retail
(penjualan benda-benda pihak ketiga melalui pos)
Sumber :
https://juventus4ever.wordpress.com/2013/06/25/analisis-manajemen-strategi-pt-pos-indonesia/
Memaksimalkan Penerapan IT, Pelindo III Benchmark ke Pertamina
JAKARTA– PT Pertamina (Persero)
kembali menerima kehadiran perusahaan lain untuk studi banding. Kali ini dari
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Benchmark dipimpin Senior
Manager Teknologi Informasi PT Pelindo III, Ismar Tadiyanto beserta jajaran
tim manajemen fungsi bisnis proses Pelindo III, di Kantor Pusat Pertamina
Gedung Annex Lantai 1, Senin (2/3).
Dalam kesempatan tersebut fungsi Corporate
Shared Service (CSS) Pertamina berbagi pengalamannya terkait dengan
implementasi IT di Pertamina, seperti IT Service Management, pengelolaan proyek
di CSS oleh fungsi Business Demand, Layanan infrastruktur IT sebagai penunjang
sentralisasi sistem ERP (Enterprise Resources Planning) Pertamina
serta keorganisasian fungsi IT serta penerapan ICT (Information
Communication Technology).
Vice President IT Solution Pertamina Bambang
Rudi menyambut baik kedatangan Pelindo III ke Pertamina. Ia mengatakan, tim CSS
Pertamina akan terbuka berbagi ilmu bagi perusahaan manapun yang ingin
mengetahui lebih luas tentang fungsi IT di Pertamina. Saat ini, CSS tidak lagi
menjadi fungsi support, tetapi sudah menjadi fungsi utama untuk
menjalankan bisnis perusahaan.
“CSS Pertamina sebagai ICT Service Provider
dan cakupannya pun tidak hanya di Kantor Pusat Pertamina Persero, namun juga
memberikan layanan IT ke anak perusahaan Pertamina di seluruh Indonesia hingga
di luar negeri seperti anak perusahaan Pertamina di Algeria,” ucap Bambang
Rudi.
Sementara itu, Ismar Tadiyanto mengungkapkan,
Pertamina dijadikan sebagai pilihan benchmark karena pengalaman Pertamina
yang telah lama mengimplimentasikan aplikasi ERP (Enterprise Resource
Planning) dalam sistem MySAP. Diharapkan Pelindo III dapat menimba ilmu lebih
banyak dari Pertamina sehingga akan mempercepat Pelindo III dalam implimentasi
ERP.
“Dalam melakukan ERP, kami seringkali mengalami
kesulitan dalam hal integrasinya sehingga diharapkan usai melakukan benchmarking
dengan Pertamina ini, implementasi ERP di Pelindo III bisa berjalan dengan
lancar seperti yang diharapkan,” ungkap Ismar.
Dari hasil benchmark tersebut, banyak
hal yang menjadi catatan bagi Pelindo III untuk kelancaran bisnis proses di
berbagai aspek, mulai produksi, supply chain, pemasaran, keuangan dan
aspek lainnya. Karena salah satu daya saing perusahaan ditentukan oleh
kemampuan perusahaan dalam mengimplementasikan IT pada proses bisnisnya.
Sabtu, 11 April 2015
Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Tugas Softskill Pertemuan ke 11 dan 12
ini linknya :
http://www.slideshare.net/bayu_pkusuma14/tugas-pertemuan-ke-11-dan-12
ini linknya :
http://www.slideshare.net/bayu_pkusuma14/tugas-pertemuan-ke-11-dan-12
Minggu, 05 April 2015
Desain dan Sruktur Organisasi
Tugas Softskill Pertemuan ke 9 dan 10
Desain dan Sruktur Organisai
http://www.slideshare.net/bayu_pkusuma14/tugas-pertemuan-ke-9-dan-10
Desain dan Sruktur Organisai
http://www.slideshare.net/bayu_pkusuma14/tugas-pertemuan-ke-9-dan-10
Langganan:
Postingan (Atom)